Al-Mahdi akan mumcul di bulan Muharram. Pada
Ramadhan sebelum kemunculannya, terlihat beberapa tanda-tanda nyata dan
peristiwa- peristiwa yang aneh di langit. Mula-mula terjadi guncangan,
kemudian muncul gelegar suara yang keras dan dahsyat,
Isi Berita:
1. Cuplikan dari Buku “Huru-Hara Akhir Zaman”,
2. Berita dari Republika edisi Jum’at, 7 Nov.2003
“Preview Atraksi Leonid” dan
“Malam November Yang Spesial”.
3. Berita tentang gerhana-gerhana di tahun 2003 (NASA)
1) Dari buku “Huru-Hara Akhir Zaman” karangan
Amin Muhammad Jamaluddin (dosen Pascasarjana Fakultas Dakwah dan
Tsaqafah Islamiyah, Universitas Al Azhar, Kairo)(Penerbit Aqwam, Juli
2003):
Halaman 97:
Keanehan-keanehan yang terjadi pada Ramadhan
dan petaka-petaka dahsyat pada bulan Syawwal, Dzulqaidah dan Dzulhijjah.
Al-Mahdi akan muncul di bulan Muharram. Pada Ramadhan sebelum
kemunculannya, terlihat beberapa tanda-tanda nyata dan peristiwa-
peristiwa yang aneh di langit. Mula-mula terjadi guncangan, kemudian
muncul gelegar suara yang keras dan dahsyat, setiap orang bisa
mendengarnya, kemudian muncul bintang berekor yang menerangi langit,
kemudian matahari dan bulan mengalami gerhana.
Jika peristiwa-peristiwa diatas telah terjadi
pada bulan Ramadhan, maka pada bulan Syawal akan terjadi huru-hara
(ma’ma’ah). Kemudian pada bulan Dzulqaidah akan terjadi konflik antar
suku dan perselisihan antar negeri Islam. Kemudian pada bulan
Dzulhijjah, pada musim haji, akan terjadi perampokan terhadap para
jama’ah haji dan peperangan antar suku dan bangsa Islam, sehingga darah
mengalir di Jumrah ‘Aqabah pada hari-hari Idul Adha di Mina.
Jika peristiwa di atas telah terjadi, maka Al-Mahdi muncul dan dibaiat pada hari Asyura bulan Muharram.
Saya akan menyebutkan beberapa hadits mengenai hal ini yang sebenarnya cukup banyak:
Nu’aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Pada bulan Ramadhan terlihat tanda-tanda di langit, seperti tiang yang
bersinar, pada bulan Syawwal terjadi malapetaka, pada bulan Dzulqa’idah
terjadi kemusnahan, pada bulan Dzulhijjah para jamaah haji dirampok, dan
pada Muharram, tahukah apakah Muharram itu?”
Rasulullah saw. juga bersabda:
“Akan ada suara dahsyat di bulan Ramadhan, huru-hara di bulan Syawwal,
konflik antar suku pada bulan Dzulqa’idah, dan pada tahun itu para
jamaah haji dirampok dan terjadi pembantaian besar di Mina dimana banyak
orang terbunuh dan darah mengalir disana, sedangkan pada saat itu
mereka berada di Jumrah Aqabah”.
Beliau saw. juga bersabda:
“Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara
di bulan Syawwal…”. Kami bertanya: “Suara apakah, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam
Jum’at, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur,
menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari
pingitannya, pada malam Jum’at di tahun terjadinya banyak gempa. Jika
kalian telah melaksanakan shalat Subuh pada hari Jum’at, masuklah kalian
ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah
lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian.
Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian
kepada Allah dan ucapkanlah: “Mahasuci Al-Quddus, Mahasuci Al-Quddus,
Rabb kami Al-Quddus!”, karena barangsiapa melakukan hal itu akan
selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa”.
Muhammad bin Ali berkata:
“Sesungguhnya, Al-Mahdi yang kita nantikan itu memiliki dua mukjizat
yang belum pernah terjadi semenjak Allah menciptakan langit dan bumi,
bulan mengalami gerhana pada malam pertama bulan Ramadhan, sedangkan
matahari mengalami gerhana pada pertengahan bulan itu, dan kedua hal itu
belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi”.
(diriwayatkan Daruquthni dalam sunan-nya).
2) Berita dari Harian Republika Harian REPUBLIKA
Jumat, 07 Nopember 2003
Preview Atraksi Leonid
Pertunjukan I: Atraksi Perdana
Pertemuan pertama dengan meteor Leonid
diperkirakan terjadi pada tanggal 13 November pukul 17.17 GMT. Bumi
bakal menerpa hamparan debu angkasa yang dihasilkan oleh komet
Tempel-Tuttle tahun 1499sejauh 393 ribu kilometer. Hujan meteor ini
dengan leluasa dapat disaksikan oleh pengamat angkasa di Asia,
Indonesia, dan Australia.
Diperkirakan, hujan meteor ini akan mencapai
puncaknya sebelum matahari terbit di pagi tanggal 14 November. Saat
langit malam tampak cerah, tiap pengamat langit dapat melihat 100 atau
lebih Leonid per jamnya. Tetapi, temaram sinar bulan di awal pagi akan
sedikit memburamkan pandangan.
Kemungkinan besar, Leonid akan terlihat pucat.
Rata-rata tiap jamnya akan dihitung berdasarkan interval 15 menit.
Sementara aktivitas puncaknya diperkirakan tidak akan lebih lama dari
satu jam.
Pertunjukan II: Si Sibuk yang Pucat
Kesempatan kedua untuk menyaksikan sirkus
meteor dari rasi bintang singa ini jatuh pada tanggal 19 November.
Peristiwa ini berlangsung seminggu setelah atraksi pertama berakhir.
Bumi akan menerpa jarak 53 ribu kilometer jalur debu komet yang tercipta
tahun 1533 ini.
“Pada puncak ke duanya, akan muncul 30 Leonid per jam,” ujar Esko Lyytinen, peneliti meteor asal Finlandia.
Jeremie Vaubaillon dari Institut de Mecanique Celeste et de Calcul des
Ephemerides di Prancis malah berpendapat akan ada 100 meteor per jamnya.
Pemandangan unik ini jelas terlihat oleh masyarkat di bagian utara dan
barat Amerika Selatan.
Selama pertunjukan II ini berlangsung, ada
kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya, saat itu cahaya bulan tidak
mengaburkan pandangan. Kabar buruknya, kedua peneliti- -Lyytinen dan
Vaubaillon–percaya partikel meteor ini ukurannya sangat kecil, sehingga
kecil kemungkinan akan terlihat oleh mata telanjang.
Pertunjukan III: Hujan Bola Api
Peter Jenniskens dari NASA Ames Reseach Center
dan Hans Betlem dari Dutch Meteor Society menyatakan kesempatan terbaik
untuk mengamati atraksi Leonid adalah saat aksi ke tiga berlangsung.
Saat itu, bumi melintasi the Filament alias sungai meteor. Kira-kira, 50
meteor per jam atau satu meteor per menit akan menghantam atmosfer.
Kejadiannya mirip dengan hujan Perseid namun dengan meteor yang lebih
terang.
Aksi ketiga ini berlangsung selama 24 jam,
lebih lama daripada aksi-aksi sebelumnya. Puncak ‘pesta kembang api’
meteor ini akan terjadi sekitar pukul 5.25 GMT dini hari tanggal 19
November. Masyarkaat di barat Afrika, barat Eropa, tenggara Amerika
Serikat, dan timur Kanada beruntung dapat melihatnya lebih jelas.
rei/berbagai sumber Harian REPUBLIKA
Jumat, 07 Nopember 2003
Malam November yang Spesial
Banyak fenomena alam yang terjadi selama bulan
ini. Salah satu yang sudah dan akan kembali terjadi adalah fenomena
badai matahari pekan lalu. Kantor Antariksa Jepang melaporkan mereka
kehilangan kontak dengan satelit pemantau lingkungan saat badai itu
terjadi. Sebelumnya, aktifitas matahari ini memang disebut-sebut bakal
berpengaruh pada kerja satelit, radio komunikasi frekuensi tinggi dan
jejaring pembangkit listrik.
Namun, aktifitas matahari ini juga mengirimkan
pemandangan indah berupa aurora yang sangat spektakuler bentuknya.
Semburat cahaya merah hijau jingga terlihat jelas di langit selatan
Texas, Arizona, dan Alabama, Amerika Serikat. Lalu, setelah berbinar
indah September silam, Mars kembali menebarkan pesonanya. Di bulan
November ini, pecinta astronomi dapat menyaksikan permukaan Mars beserta
kabut putihnya. Pemandangan menarik itu bisa diintip lewat teleskop.
Venus pun tidak ketinggalan memperindah
angkasa. Planet yang berada di belahan bawah tenggara horison ini akan
tampil elok di malam hari. Tepat di Hari Raya Idul Fitri mendatang, 25
November, Venus muncul 30 menit setelah matahari terbenam. Planet terang
ini akan berada persis di kanan atas bulan baru. Sedangkan, Merkurius
mulai dapat ditengok sesaat setelah hari berganti petang. Planet mungil
itu berada di kanan bawah Venus.
Sementara itu, langit pagi tidak kalah menarik
untuk dipandangi. Pagi merupakan waktunya Saturnus dan Jupiter beraksi.
Meski terbit pukul 20.00, Saturnus justru terlihat jelas selepas tengah
malam. Sedangkan, Jupiter baru muncul sekitar pukul 02.00 dini hari.
Tak hanya malam yang bertebar keindahan. Kita
akan disuguhi pemandangan menajubkan dan diajak bertasbih di awal pagi
18 November nanti. Meteor Leonid beratraksi di timur angkasa. Meteor ini
berasal dari konstalasi rasi bintang Leo. Meteor ini letaknya
berhadapan langsung dengan bumi. Itu sebabnya ia mampu melintas cepat ke
atmosfer bumi. Kecepatannya mencapai 160 ribu mil per jam.
Kejadian ini termasuk peristiwa yang luar
biasa. Sebab, hujan meteor Leonid menciptakan badai meteor yang amat
hebat, seperti di tahun 1966 dulu. Kala itu di Pantai Barat terjadi
badai 150 meteor per jam. Meteor Leonid terbentuk dari debu sisa-sisa
komet Tempel-Tuttle yang menyapu sistem matahari bagian dalam tiap 33
tahun. Tiap kali komet ini melintas dekat matahari, ia meninggalkan
serpihan-serpihan padat. Ukuran debunya ada yang lebih kecil dari
butiran pasir dan ada pula yang mencapai besar kelereng.
Penampilan Leonid dipastikan menandingi hujan
meteor tahunan, Perseid Agustus dan Geminid Desember. Leonid tahun ini
muncul tidak cuma sekali. Penampilan perdananya jatuh pada tanggal 13
dan terakhir tanggal 19 November. Seluruh penduduk bumi bisa menyaksikan
atraksi Leonid ini. Paling tidak salah satu aksinya saja. Tiap hujan
meteor Leonid terlihat dari lokasi yang berbeda.
Di tahun ini, gerhana bulan total ke dua
berlangsung 8 November. Sayang, peristiwa ini tidak dapat dipantau oleh
masyarakat Indonesia. Kejadian ini cuma bisa terlihat oleh mereka yang
berada di Amerika, sebagian wilayah Eropa, dan juga Afrika. Untuk
memperjelas pengamatan, binocular atau teleskop bisa membantu. Gerhana
akan mulai terjadi saat bulan memasuki bagian luar bayangan bumi yang
redup alias penumbra. Kejadian itu berlangsung lebih dari satu jam
sebelum bulan bergerak ke umbra, bayangan dalam bumi yang lebih gelap.
Diperkirakan, bulan akan menghabiskan waktu
sekitar tiga jam dan 33 menit untuk menyelesaikan perjalanannya melewati
umbra. Gerhana bulan total selanjutnya bakal berlangsung pada 4 Mei
2004. Pemandangan mengagumkan ini juga bisa ditengok oleh mereka yang
tinggal di belahan timur Eropa, Afrika Tengah dan Timur, serta bagian
barat Asia pada dini hari tanggal 9 November. Menjelang Idul Fitri, 23
November, gerhana matahari total tayang di Antartika. Mereka yang berada
di Australia dan Selandia Baru akan melihat fenomena alam yang sama
sebagai gerhana matahari sebagian. Tidak seperti gerhana bulan, gerhana
matahari tidak bisa dipantau langsung dengan mata telanjang.
Saat ini, matahari tengah mempertontonkan
kondisi aktifnya. Menurut para peneliti, inilah saat matahari paling
aktif selama berabad-abad. Buktinya terlihat dari badai geomagnetik yang
menimpa bumi.
“Saat ini kita hidup dengan kondisi matahari
yang berbeda dari biasanya,” ujar Mike Lockwood dari Rutherford Appleton
Laboratory, Inggris. Aktivitas magnetik matahari ini disinyalir
berpengaruh kepada pemanasan global. reiny dwinanda/bbc